Senin, 21 April 2014

Makalah Tanaman KANGKUNG


PROBLEMATIKA REKAYASA BUDIDAYA TANAMAN
OBSERVASI DI LAPANGAN
KANGKUNG ( Ipomoea reptans )

Dosen Pengampu : IR. SARJIYAH M.SI

OLEH :


Heru Setyawan                       20120210063








Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2013



I.                   PENDAHULUAN

Tanaman sayuran dalam ilmu pertanian disebut sebagai anggota komoditas hortikultura, karena merupakan tanaman yang biasanya diusahakan di kebun. Dalam dunia pangan, tanaman sayuran mengandung vitamin, mineral, sumber protein dan kalori. Kalsium dan besi adalah diantara mineral yang terkandung di dalam sayuran, yang penting bagi penderita kekurangan kalsium dan anemia. Yang tidak kalah pentingnya lagi adalah kandungan serat di dalam sayuran berguna untuk memperbaiki pencernaan. (syarief husen, dkk : 1993).

Tanaman sayuran umumnya merupakan tanaman semusim. “Business” sayuran dengan faktor- faktor pendukungnya yang “rapuh” memerlukan pengelolaan yang baik dan penguasaan pengetahuan (ketrampilan ) yang tinggi. Misalnya filipina sudah mampu memproses beberapa macam hasil sayuran untuk ekspor. Taiwan selain mampu mengekspor sayuran segar dan olahan ke Amerika Serikat, Eropa dan negara- negara Asia Tenggara dan Selatan, negara ini juga telah mampu mengekspor biji/benih sayuran ke negara- negara lain dengan kualitas yang mendapat pengakuan internasional. (Syarief husen, dkk : 1993).

Kangkung (Ipomoea Spp.) merupakan salah satu sayuran yang tumbuh baik di daerah tropis. Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negara Afrika. Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, juga di Irian Jaya di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke kangkung merupakan lumbung hidup sehari-hari.

Beragam olahan kangkung menjadi berkah bagi petani kangkung. Baik yang bergerak di sektor pembibitan maupun pembesaran. Permintaan bibit ini mencapai 4.000 ton per tahun. Tak heran, petani kangkung pun bisa meraup omzet puluhan hingga ratusan juta. Banyak kudapan yang menggunakan kangkung sebagai bahan baku utama. Sebut saja pecel, sayur asam, atau plecing kangkung. Itulah sebabnya, kangkung bisa dibilang sebagai sayuran yang populer di masyarakat kita. Dari kacamata bisnis, khususnya kangkung darat, menawarkan siklus budidaya sangat cepat, hanya 22 hari. Peluang bisnis ini semakin terbuka lantaran permintaan pasokan kangkung terus meningkat akibat membaiknya kesadaran masyarakat tentang pentingnya melahap sayuran. Dengan meningkatnya kebutuhhan kangkung cabut segar dipasar maka kebutuhan akan benih kangkung juga meningkat.

II.                TINJAUAN PUSTAKA

A.    Syarat Tumbuh


Baik di dataran rendah maupun tinggi, tanaman sayuran dapat ditanam di tanah- tanah ataupun di sawah. Menurut strukturnya, tanah yang baik untuk ditanami sayuran ialah tanah yang mempunyai struktur remah, tanah itu mengandung pasir 50 – 60 %, lumpur 25- 35 % dan liat 15 – 25 %. Tanah seperti itu saat musim kemarau, tidak banyak kehilangan air, begitu juga saat musim penghujan, air mudah meresap dalam tanah. (sugeng : 1981).
Tanah tegalan yang akan digunakan, harus dibersihkan dari adanya pohon- pohon besar, sebab tanaman sayuran memerlukan tempat tumbuh terbuka, sehingga tidak terhalang dari sinar matahari yang diperlukan. Pada lahan persawahan, maka diharuskan membersihkan sisa- sisa jerami dan rerumputan yang ada. Perlu perhatian pula tanaman apa yang ditanam sebelumnya, untuk menanam sayuran disawah, pergiliran tanaman setidak- tidaknya diatur 1 musim dengan tanaman sayuran dan 2 musim dengan tanaman padi dan seterusnya. Menanam sayuran jangan sekali- kali di tanah yang bekas ditanami tembakau, rami, dan kapas, sebab di tempat tersebut terdapat penyakit- penyakit tanaman yang sama sengan penyakit tanaman sayuran. Tanaman sayuran akan tumbuh baik di musim kemarau, padahal tanaman itu sendiri banyak membutuhkan air. Oleh sebab itu perlu adanya sistem drainase untuk penyinaran saat musim kemarau. (sugeng : 1981).
Tanaman hanya dapat tumbuh dengan baik apabila perakarannya baik. Perkembangan akar yang baik tergantung keadaan tanah itu sendiri misalnya profil tanah, dalam atau dangkal dan tingkat kesuburannya. Dengan kata lain, apakah akar tanaman itu dapat menembus dan berkembang pada lapisan tanah dengan mudah atau tidak. Tanah memberikan unsur- unsur makanan kepada tanaman. Akar tanaman mengambil zat- zat makanan di dalam tanah yang dipergunakan untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman sayuran dapat ditanam di bedengan atau didalam pot. Apabila tanaman sayuran akan ditanam di bedengan, maka persiapan lahan berupa pengolahan lahan. Sedangkan tanaman sayuran yang di dalam pot memerlukan pengisian pot dengan media yang baik ( tanah berkompos, tanah berpupuk kandang). Beberapa syarat tumbuh tanaman sayuran khususnya kangkung.

a)      Iklim
a. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin
b. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun.
c. Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.
d. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.
b)    Media Tanam
a. Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah.
b. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air.
c. Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik.






c)         Curah hujan
 Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun.
d)     Intensitas cahaya matahari
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.
e)      Temperatur
Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.
f)       Ketinggian Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik.Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur aduk.

           

B.     Budidaya Tanaman


Dalam budidaya kangkung darat tidak diperlukan pupuk yang intensif. Kangkung darat merupakan tanaman yang tahan pada kondisi kesuburan tanah sedang. Sebenarnya pemupukan awal sudah cukup untuk memberikan nutrisi pada tanaman hingga siap panen. Namun hal ini sangat tergantung pada kondisi kesuburan tanah masing-masing. Tanah yang sebelumnya bekas ditanami tumbuhan kacang-kacangan relatif tidak memerlukan pupuk tambahan cukup dengan pupuk organik dasar yang telah diberikan diawal. Hanya saja apabila tanaman terlihat kurang subur yang ditandai dengan warna hijau yang pudar perlu dilakukan pemupukan tambahan. Kangkung darat sangat responsif terhadap nitrogen. Apabila diperlukan bisa diberikan pupuk organik kaya akan nitrogen seperti kotoran ayam yang telah matang bercampur sekam atau kompos yang kaya nitrogen.
v Persiapan Lahan dan Penanaman
Untuk mendapatkan tanaman yang baik, tentunya harus dilakukan pemilihan benih yang baik pula. Terdapat beberapa benih unggul kangkung yang terkenal seperti varietas Sutera dan Bangkok. Benih sutera merupakan benih yang diintroduksi dari kangkung Hawaii oleh Departemen Pertanian pada tahun 1980-an. Namun yang banyak beredar saat ini adalah kangkung keluaran Bisi dan Panah Merah serta kangkung asal Jawa Timur seperti Sidoarjo. Agak sulit untuk menelusuri varietas-varietas kangkung yang beredar dipasaran. Benih kangkung darat yang baik adalah benih yang daya tumbuhnya lebih dari 95 persen dan tumbuhnya tegak setidaknya hingga umur 8 minggu. Karena kangung darat yang tumbuh menjalar tidak begitu diminati pasar. Usahakan jangan menggunakan benih yang telah disimpan lebih dari satu tahun. Karena produktivitasnya akan menurun.
. Pada budidaya kangkung darat  tanah harus diolah dengan dicangkul agar gembur kemudian buat bedengan dengan lebar 1 meter dan panjang menyesuaikan dengan petak lahan. Jarak antar bedengan 30-40 cm, fungsinya sebagai saluran drainase dan jalan untuk pemeliharaan dan pemanenan. Untuk budidaya kangkung organik, siapkan pupuk dasar dari jenis pupuk organik, bisa menggunakan pupuk kandang yang telah matang atau pupuk kompos. Pupuk kandang lebih praktis karena tidak perlu menyiapkannya secara intensif, cukup mendiamkannya hingga kering sebelum digunakan. Sementara penyiapan pupuk kompos relatif lebih lama. Apabila menggunakan pupuk kandang, lebih baik pilih kotoran ayam dibanding kotoran kambing atau sapi. Karena kotoran ayam lebih cepat terurai, sehingga cocok dengan tanaman kangkung yang bersiklus panen cepat. Tebarkan pupuk tersebut di atas bedengan, kira-kira 20 ton per hektar. Kemudian diamkan selama 2-3 hari.
Penanaman pada budidaya kangkung darat dapat ditebar langsung  atau ditugal. Sementara itu, cara disemaikan dan lalu dipindah tidak terlalu ekonomis untuk budidaya kangkung darat.  Cara ditebar langsung dilakukan dengan menebarkan benih di atas bedengan. Cara ini cukup cepat dan cocok dilakukan ditempat yang kurang orang atau ongkos tenaga kerja mahal. Kelemahan cara ini adalah boros pada penggunaan benih, karena bisa menghabiskan 5-10 kilogram benih per hektar. Cara ini memerlukan pekerja yang terampil agar hasil tebar merata. Hanya saja sulit untuk mendapatkan kepadatan populasi tanaman yang ideal. Dimana kepadatan ideal bagi tanaman kangkung adalah 50.000 pohon per hektar. Cara yang kedua yaitu, dengan ditugal. Enaknya dengan cara ini kita bisa mengatur jarak tanam sehingga bisa didapatkan kerapatan populasi tanaman yang ideal. Jarak antara lubang tugal adalah 10 x 5 cm, setiap lubang diisi 2-3 biji benih. Hanya saja dengan cara ini dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja karena pekerjaannya akan lebih lama.  Penugalan tidak perlu terlalu dalam, karena budidaya kangkung darat tidak memerlukan perakaran yang terlalu kuat.
v Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan selanjutnya yang harus diperhatikan adalah penyiraman. Kangkung darat memerlukan banyak air untuk tumbuh. Namun apabila curah hujan terlalu tinggi, daun yang dihasilkan akan jelek. Pada musim kering perlu penyiraman yang rutin, setiap pagi dan sore hari. Jika tanaman terlihat layu dan menguning disiang hari, lakukan juga penyiraman dengan intensitas yang cukup. Kurangnya intensitas penyiraman di siang hari terik bisa membuat tanaman mati.
Hal selanjutnya adalah penyiangan, walaupun kangkung merupakan tanaman siklus cepat adakalanya tanaman muda kalah bersaing dengan rumput. Terutama saat penebaran benih awal, pertumbuhan dari benih menjadi tanaman relatif agak lama sehingga potensi tersalip gulma cukup tinggi. Apabila terjadi hal seperti ini, gulma tersebut harus cepat disingkirkan dengan dicabut.
Hama yang biasa menyerang kangkung antara lain belalang, ulat grayak (Spodotera Litura) dan kutu daun  dari (jenis Myzus Persicae dan Aphyds Gossypii). Gejala serangan ulat grayak adalah daun bolong-bolong dan pinggiran dau bergerigi bekas gigitan. Sedangkan kutu daun membuat tanaman kerdil dan dau melengkung. Karena kutu daun menyerap cairan dari tanaman. Sementara itu penyakit yang biasanya menyerang adalah penyakit karat putih (Albigo Ipomoeae Panduratae). Bila terserang penyakit ini akan muncul bercak putih pada daun kemudian akan semakin meluas.  Dalam budidaya kangkung darat organik, penanganan hama harus dilakukan secara terpadu. Untuk mengurangi resiko serangan hama dan penyakit, perlu dilakukan rotasi tanam, mengatur jarak tanam dan melakukan penyiraman yang tepat. Atau bila terpaksa bisa menggunakan pestisida hayati seperti daun nimba, gadung, dan sereh wangi.

v Pemanenan
Budidaya kangkung darat dari awal sebar hingga panen memakan waktu 30-45 hari. Pemanenan bisa dilakukan dengan dua cara dipotong dan dicabut. Khusus untuk kangkung organik, sebaiknya pemanenan dilakukan dengan dicabut. Karena selera pasar kangkung organik, yakni pasar-pasar moderen, lebih memilih tanaman kangkung yang lengkap dengan akarnya. Pemanenan dengan cara dicabut akan menghasilkan tanaman kangkung sebanyak 23 ton per hektar.

 

III.             HASIL OBERVASI DAN PERMASALAHAN


Jenis kangkung yang dibudidayakan oleh petani menggunakan jenis kangkung darat, bibit diperoleh dari toko penjualan benih kangkung darat. Tanah yang ditanami berupa gundukan dengan jarak tanam 20 x 20 cm, lahan berukuran ± 50 meter2 . Sistem tumpang sari nyata diterapkan di lahan tersebut, hasil yang diperoleh hanya atau 6 ikat per 1m2 . Masa pembibitan hingga panen memerlukan waktu 30-45 hari. Sistem pengairan menggunakan sistem penyiraman dengan bantuan sumur yang dibuat di sekitar lahan, atau dari irigasi sekitar. Jenis tanah latosol, berpasir. Secara fisiologis, tanaman kangkung tumbuh subur. Petani mengeluhkan tentang sulitnya pengendalian hama. Hama yang terdapat di tanaman kangkung ini adalah ulat daun, dan belalang. Hasil dari kangkung di lahan ini adalah 300 ikat per 50 m2 lahan. Bila dilihat dari hasil ini sangat sedikit bila dibandingkan dengan hasil kangkung yang biasanya. Jika biasanya hasil kangkun 400.000 ikat/ha maka jika dikonfersikan seharusnya bisa menghasilkan 2000 ikat/50 m2.

IV.             ANALISIS MASALAH



-          Pada saat observasi, petani mengeluhkan tentang sulitnya pengendalian hama. Hama yang terdapat di tanaman kangkung ini adalah ulat daun.
-         Hasil dari kangkung di lahan ini adalah 300 ikat/50 m2. Bila melihat hasil tersebut sangat sedikit bila dibandingkan dengan hasil kangkung yang biasanya. menghasilkan kangkung 400.000 ikat/ha maka jika dikonfersikan seharusnya bisa menghasilkan 2000 ikat/50m2.
-         Pengolahan tanah : Dalam budidaya kangkung, penambahan pupuk kandang atau pupuk kompos pada pengolahan tanah sangat diperlukan.. Petani mengataka bahwa beliau tidak menggunakan pupuk kandang pada awal peengolahan lahan. Hal tersebut akan berdampak pada hasil yang akan didapat petani dalam jangka kedepan-nya. Kemungkinan hal tersebut bisa terjadi dikarenakan pemberian unsur hara sangat kurang. Hal tersebut dikarenakan tanaman kangkung yang dibudidayakan oleh petani tersebut merupakan tanaman kedua, dan hasil yang didapatkan digunakan sepenuhnya untuk konsumsi pribadi, dan bilamana terdapat kelebihan, sebagian akan dijual ke toko untuk dijadikan olahan sebagai (pecel; makanan jawa ). Pada lahan tersebut juga ditemukan berbagai jenis tanaman yang dibudidayakan diantaranya tanaman kelapa, pisang, pepaya, cabai dan terong
-          Pemupukan : Pemupukan oleh petanidilakukan hanya satu kali pada kisaran umur 2 minggu, namun pemupukan lanjutan tidak dilakukan.

V.                PEMECAHAN MASALAH



Sebelum penanaman, sebaiknya diberikan  pupuk kandang dengan porsi 20 ton per hektar atau sekitar 100 kg/ 50 m2. Hal tersebut dilakukan untuk penambahan nutrisi pada lahan yang akan ditanami.
Hama yang banyak menyerang tanaman kangkung umumnya relatif tidak ganas, antara lain: belalang dan ulat daun. Pengendalian: untuk mencegah terjadi over populasi, semprotkan larutan WT Bvr  dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant  WT dosis 2 ml/lt air dan disemprotkan pada tanaman. Pada waktu membasmi hama, sebaiknya lahan dikeringkan terlebih dahulu selama 4-5 hari. Kemudian diairi kembali. Tanaman kangkung tahan terhadap penyakit dan hanya memerlukan sedikit perlindungan. Penyakit jamur yang lazim menyerang tanaman kangkung adalah karat putih (Albugo Ipomoea panduratae). Semprotkan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air  & WT Ajuvant  dosis 2 ml/lt air, tetapi bila benih diperlakukan dengan penyiraman dan higiene umumnya baik, penyakit tidak menjadi masalah.




VI.             KESIMPULAN


            Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air. Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik.Sebelum penanaman, sebaiknya diberikan  pupuk kandang dengan porsi 20 ton per hektar atau sekitar 100 kg/ 50 m2. Hal tersebut dilakukan untuk penambahan nutrisi pada lahan yang akan ditanami. Dalam budidaya kangkung, penambahan pupuk kandang atau pupuk kompos pada pengolahan tanah sangat diperlukan hal tersebut akan berdampak pada hasil yang akan didapat.

 


VII.          PENUTUP



-          Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan kangkung darat perlu mendapatkan penyiraman yang baik 2 kali sehari pada musim kemarau.
-          Dalam budidaya kangkung, penambahan pupuk kandang atau pupuk kompos pada pengolahan tanah sangat diperlukan.
-          Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun.


























DAFTAR PUSTAKA

-          Anonim, 13 mei 13. “ Cara Budidaya Kangkung Darat Secara Komersil”. Dalam http://infotanam.blogspot.com/2013/05/cara-budidaya-kangkung-darat-skala.html.  7 November. 13.

-          Huse, Syarif.1993.”Budidaya Tanaman Sayuran”. Universitas Muhammaddiyah Malang Fakultas Pertanian. Malang.

-          Mayakoe. 2010. Kangkung ( Ipomoea reptans )”.   http://mayakoe.wordpress.com/2010/11/03/page/2/. 19 Oktober 2013.

-          Rian. 2013. “Kangkung”.  http://riankustiamulyana.blogspot.com/2013/07/budidaya-kangkung.html.  20 Oktober 2013.

-          Sugeng.1981.”Bercocok Tanam Sayuran”. Aneka Ilmu. Semarang. 

Jumat, 21 Desember 2012

Pasca Panen


AGRIBISNIS HOLTIKULTURA
PERMASALAHAN YANG DI HADAPI AGRIBISNIS HOLTIKURTURA
PENGOLAHAN HASIL PASCA PANEN UBI JALAR MENJADI TEPUNG




DISUSUN OLEH :
HERU SETYAWAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2012

KATA PENGANTAR


Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga saya kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ PENGOLAHAN HASIL PASCA PANEN UBI JALAR MENJADI TEPUNG“ atau yang lebih khususnya membahas tentang pengolahan ubi jalar menjadi tepung . Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang bagai olohan ubi jalar dapat bernilai ekonomi tinggi.
 Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki masih sangat kurang. Oleh kerena itu harapkan kepada dosen pembimbing dan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


Yogyakarta, 10 Desember, 2012

                               
                                Heru setyawan






DAFTAR ISI






 

 


 

BAB I

PENDAHULUAN



A.Latar Belakang

Ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lamb.) Merupakan sumber karbohidrat yang dapat dipanen pada umur 3 – 8 bulan. Selain karbohidrat, ubijalar juga mengandung vitamin A,C dan mineral serta antosianin yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Disamping itu, ubi jalar tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan,ubi jalar juga dapat di olah menjadi berbagai macam olahan .Pola konsumsi menyebabkan upaya mendorong pengembangan pangan tradisional cukup sulit. Salah satu cara yang harus dilakukan adalah melakukan variasi produk atas makanan tradisional, meningkatkan pemanfaatan produk olahan atau menjadi suplemen pada produk lainnya. Minimnya informasi petani tersebut menyebabkan potensi bisnis dan peningkatan produktivitas atas produk makanan tradisional hanya dilirik kalangan terbatas. 

B. Permasalahan

Ubi jalar ialah produk hasil pertanian yang masa penyimpananya tidak tahan dalam jangka waktu yang cukup lama (mudah rusak ). Maka dari itu perlu di lakukan penanganan pasca panen yaitu dengan cara pembuatan tepung.

C. Tujuan

Untuk mengetahui pembuatan tepung dari ubi jalar.

 

BAB II

PEMBAHASAN


A. Tinjauan Pustaka

1.Bagai mana pasca panen ubi jalar
Tanaman ubi jalar dapat dipanen bila ubi-ubinya sudah tua. Kriteria ubi jalar matang fisiologis, antara lain, ialah bila kandungan tepungnya sudah maksimum ditandai dengan kadar serat yang rendah dan bila direbus rasanya enak serta tidak berair.Penentuan waktu panen didasarkan atas umur tanaman. Jenis atau varietas ubi jalar berumur pendek dipanen pada umur 3-3,5 bln, sedangkan varietas berumur panjang sewaktu berumur 4,5-5 bln
Tata cara panen ubi jalar melalui tahap-tahap sebagai berikut :
·         Tentukan pertanaman ubi jalar yang telah siap dipanen.
·         Potong batang ubi jalar dengan menggunakan parang atau sabit, kemudian batang-batangnya disingkirkan keluar petakan sambil dikumpulkan.
·         Galilah guludan dengan cangkul hingga terkuak ubi-ubinya.
·         Ambil dan kumpulkan ubi jalar di suatu tempat pengumpulan hasil.
·         Bersihkan ubi dari tanah atau kotoran dan akar yang masih menempel.
·         Lakukan seleksi dan sortasi ubi berdasarkan ukuran besar dan kecil ubi secarah terpisah dan warna kulit ubi yang seragam.
·         Masukkan ubi kedalam wadah atau karung goni, lalu angkat ketempat penampungan hasil.Penanganan pascapanen ubi jalar biasanya ditujukan untuk mempertahankan daya simpan. Penyimpanan ubi jalar yang paling baik dilakukan dalam pasir atau abu.

Tata cara penyimpanan ubi jalar dalam pasir atau abu adalah sebagai berikut :
·         Angin-anginkan ubi yang baru dipanen di tempat yang berlantai kering selama 2-3 hari.
·         Siapkan tempat penyimpanan berupa ruangan khusus atau gudang yang kering, sejuk, dan peredaran udaranya baik.
·         Tumpukkan ubi di lantai gudang, kemudian timbun dengan pasir kering atau abu setebal 20cm-30cm hingga permukaan ubi tertutup.


2.Bagai mana cara pembuatan tepung dari ubi jalar

Tahapan  proses pembuatan tepung jalar  sebagai berikut:
1. Bahan baku,
Sebagai bahan baku pembuatan tepung Ubi jalar adal ubi jalar segar yang bebas dari hama dan penyakit.
2.  Pegupasan dan Penyawutan
Ubi jalar dikupas kemudian dirajang tipis-tipis atau disawut. Penyawutan dilakukan dengan alat penyawut /perajang yang digerakan secara manual atau tenaga motor. Sawut yang dihasilkan berupa irisan-irisan ubi jalar dengan lebar 0,2 – 0,4 cm, panjang 1 – 3 cm, dan tebal 0,1 – 0,4 cm.  Sawut basah ditampung dalam bak pelastik atau wadah lain yang tidak korosif,
3.  Perendeman dalam larutan Sodium Bisulfit
Perendaman sawut basah dengan larutan Sodium Bisulfit (0,3%)   selama 1 jam  bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan getah yang masih melekat pada sawut ubi jalar, tahap ini penting agar menghasilkan tepung ubi jalar yang putih. Bila Sodium bisulfit tidak tersedia dapat digantikan dengan larutan garam dapur.

4.  Pengepresan
Perendeman dengan larutan Sodium Bisulfit 0,3 % menyebabkan sawut ubi jalar akan basah, sehingga untuk menghilangkan air dan larutan tersebut dilakukan pengepresan yang akan mempercepat waktu pengeringan sawut ubi jalar.
5.  Peremahan
Hasil pengepresan sawut biasanya bergumpal,  agar cepat kering,  gumpulan tersebut harus diremahkan dengan memakai tangan secara pelan-pelan dan merata.
6.  Pengeringan
Sawut ubi jalar yang sudah dipres memerlukan waktu pengeringan (penjemuran) selama 10 – 16 jam, sedangkan sawut tanpa pres harus dijemur selam 30 – 40 jam. Sawut yang sudah dipres harus segera dijemur, apabila cuaca buruk dapat digunakan alat pengering. Pengeringan sawut sampai mencapai kadar air 12 – 14 %, bila kadar air masih tinggi dapat  mengakibatkan sawut/tepung ubi jalar tidak tahan disimpan dan menurun kualitasnya. Penjemuran dilakukan diatas rak, menggunakan alas dari bahan yang tidak korosif
7. Penyimpanan
Sawut yang telah kering dapat disimpan atau langsung ditepungkan. Penyimpanan dalam bentuk sawut maupun dalam bentuk tepung harus kedap udara supaya tidak terserang hama gudang.
8. Penepungan
Penggilingan sawut kering menjadi tepung ubi jalar dapat menggunakan mesin penepung beras yang banyak beredar dipasaran. Agar efesien, penepungan dilakukan dua tahap, yaitu :
a) penghancuran sawut untuk menghasilkan butiran kecil (lolos 20 mesh),
b) penggilingan/penepungan dengan saringan lebih halus (80 mesh)
9. Pengemasan
Sawut kering atau tepung dikemas dalam dengan kantong plastic tebal kedap udara, lalu dimasukan dalam karung plastik. Gudang atau ruang penyimpanan harus bersih, kering, dan diberi alas kayu agar karung tidak bersentuhan dengan lantai.

3.Meningkatkan nilai ekonomis
Tepung ubi jalar juga dapat ditingkatkan kadar proteinnya, dengan cara dicampur dengan tepung kacang-kacangan (tepung komposit). Pengembangan agroindustri Ubi Jalar cukup prospektif ditinjau dari ketersediaan bahan baku, teknologi pengolahan, dan potensi pasar.
Aplikasinya di lapangan, dapat dilakukan dengan sistem kemitraan antara industri skala kecil/menengah (UKM) dengan industri besar, dan melibatkan semua stake holder, mulai dari petani sampai pengolah
“Sosialisasi dan promosi, diperlukan untuk memasyarakatkan produk olahan ubi jalar kepada konsumen. Sementara untuk memacu adopsi teknologi pengolahan ubi jalar di kalangan pengolah, diperlukan penyuluhan dan pelatihan pengembangan agroindustri, agar mendapatkan bahan baku dan produk olahan, yang terjamin mutunya dan dapat bersaing di pasaran”.


B. HIPOTESIS

Ubi jalar memiliki masa simpan yang tidak cukup lama. akibatnya apabila produksi ubi jalar di suatu daerah melimpah atau terjadi panen raya maka dapat diperkirakan bahwa akan banyak  ubi jalar yang terbuang karena tidak terserap oleh pasar dan harjga jualnya akan sangat rendah.Untuk dapat di terima oleh pasaran dan mendapatkan harga yang lebih tinggi,kita dapat mrngolahnya menjadi berbagai macam makanan .

                                                    

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Ubi jalar memiliki berbagai manfaat seperti kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu 562 g kalium, 107 mg kalsium, 2,8 protein, kalori 53,00 kal, 5,565 SI vitamin A dan 32 mg vitamin C dalam tiap 100 gram. Seusai dimasak kandungan gizi berkurang yaitu menjadi 2,6 mg kalsium, 94 mg kalium, 3.345 SI vitamin A dan 5 mg vitamin C dalam tiap 100 gram.. Ubi jalar dapat diolah menjadi berbagai macam produk antara seperti dibuat tepung, permen, kripik, chips, snack, dan gula fruktosa. Ubi jalar dapat pula dipergunakan sebagai bahan baku makanan olahan seperti mie dan roti. Ubi jalar juga dapat dikemas dalam bentuk pasta yang dipergunakan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman.Sehingga ubi jalar apabila di olah menjadi olahan produk yang berkualitas dan mampu bersaing di pasaran .Ubi jalar sangatlah bernilai ekonomi yang tinggi.



B.     Saran

a.       Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok mengenai produk tepung ubi
      jalar yang dihasilkan dengan melakukan berbagai percobaan. 
b.   Mempelajari dan menerapkan teknologi yang optimal sejak prapanen hingga
      pasca panen untuk meningkatkan produktivitas tepung ubi jalar. 
c.    Pemerintah perlu mendorong upaya kelompok untuk mempromosikan dan
mensosialisasikan tepung ubi jalar melalui rumah sakit, para ahli gizi, industri
makanan, serta mengadakan kampanye makanan sehat berbahan baku tepung
ubi jalar. 
.


















                                                      

DAFTAR PUSTAKA


·         Pasar agro. 2007, prospek dan potensi ubi jalar. http://budidayafurniture.blogspot.com/2007/09/ubi-jalar.html,16 September 2007

·         Wo os. 2012. budidaya ubi jalar.

·         joko.2009.http://ayobertani.wordpress.com/2009/04/16/budidaya-ubi-jalar/.html,April 16, 2009