AGRIBISNIS
HOLTIKULTURA
PERMASALAHAN YANG
DI HADAPI AGRIBISNIS HOLTIKURTURA
PENGOLAHAN HASIL
PASCA PANEN UBI JALAR MENJADI TEPUNG
DISUSUN OLEH :
HERU SETYAWAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga saya kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ PENGOLAHAN HASIL PASCA
PANEN UBI JALAR MENJADI TEPUNG“ atau yang lebih khususnya membahas tentang
pengolahan ubi jalar menjadi tepung . Diharapkan Makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang bagai olohan ubi jalar dapat bernilai
ekonomi tinggi.
Makalah ini
saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki masih
sangat kurang. Oleh kerena itu harapkan kepada dosen pembimbing dan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Yogyakarta, 10 Desember, 2012
Heru setyawan
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lamb.) Merupakan
sumber karbohidrat yang dapat dipanen pada umur 3 – 8 bulan. Selain
karbohidrat, ubijalar juga mengandung vitamin A,C dan mineral serta antosianin
yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Disamping itu, ubi jalar tidak hanya
digunakan sebagai bahan pangan,ubi jalar juga dapat di olah menjadi berbagai
macam olahan .Pola konsumsi menyebabkan upaya
mendorong pengembangan pangan tradisional cukup sulit. Salah satu cara yang
harus dilakukan adalah melakukan variasi produk atas makanan tradisional,
meningkatkan pemanfaatan produk olahan atau menjadi suplemen pada produk lainnya. Minimnya informasi petani tersebut
menyebabkan potensi bisnis dan peningkatan produktivitas atas produk makanan
tradisional hanya dilirik kalangan terbatas.
B. Permasalahan
Ubi jalar ialah produk hasil pertanian yang masa
penyimpananya tidak tahan dalam jangka waktu yang cukup lama (mudah rusak ). Maka
dari itu perlu di lakukan penanganan pasca panen yaitu dengan cara pembuatan
tepung.
C. Tujuan
Untuk mengetahui pembuatan tepung dari ubi jalar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1.Bagai mana pasca panen ubi jalar
Tanaman ubi jalar dapat dipanen bila ubi-ubinya
sudah tua. Kriteria ubi jalar matang fisiologis, antara lain, ialah bila
kandungan tepungnya sudah maksimum ditandai dengan kadar serat yang rendah dan
bila direbus rasanya enak serta tidak berair.Penentuan waktu panen didasarkan
atas umur tanaman. Jenis atau varietas ubi jalar berumur pendek dipanen pada
umur 3-3,5 bln, sedangkan varietas berumur panjang sewaktu berumur 4,5-5 bln
Tata cara panen ubi jalar melalui tahap-tahap
sebagai berikut :
·
Tentukan
pertanaman ubi jalar yang telah siap dipanen.
·
Potong batang
ubi jalar dengan menggunakan parang atau sabit, kemudian batang-batangnya
disingkirkan keluar petakan sambil dikumpulkan.
·
Galilah guludan
dengan cangkul hingga terkuak ubi-ubinya.
·
Ambil dan
kumpulkan ubi jalar di suatu tempat pengumpulan hasil.
·
Bersihkan ubi dari
tanah atau kotoran dan akar yang masih menempel.
·
Lakukan seleksi
dan sortasi ubi berdasarkan ukuran besar dan kecil ubi secarah terpisah dan
warna kulit ubi yang seragam.
·
Masukkan ubi
kedalam wadah atau karung goni, lalu angkat ketempat penampungan hasil.Penanganan
pascapanen ubi jalar biasanya ditujukan untuk mempertahankan daya simpan.
Penyimpanan ubi jalar yang paling baik dilakukan dalam pasir atau abu.
Tata cara penyimpanan ubi jalar dalam pasir atau abu
adalah sebagai berikut :
·
Angin-anginkan
ubi yang baru dipanen di tempat yang berlantai kering selama 2-3 hari.
·
Siapkan tempat
penyimpanan berupa ruangan khusus atau gudang yang kering, sejuk, dan peredaran
udaranya baik.
·
Tumpukkan ubi di
lantai gudang, kemudian timbun dengan pasir kering atau abu setebal 20cm-30cm
hingga permukaan ubi tertutup.
2.Bagai mana cara pembuatan tepung dari ubi jalar
Tahapan
proses pembuatan tepung jalar sebagai berikut:
1. Bahan baku,
Sebagai bahan baku pembuatan tepung Ubi jalar adal
ubi jalar segar yang bebas dari hama dan penyakit.
2. Pegupasan
dan Penyawutan
Ubi jalar dikupas kemudian dirajang tipis-tipis atau
disawut. Penyawutan dilakukan dengan alat penyawut /perajang yang digerakan
secara manual atau tenaga motor. Sawut yang dihasilkan berupa irisan-irisan ubi
jalar dengan lebar 0,2 – 0,4 cm, panjang 1 – 3 cm, dan tebal 0,1 – 0,4
cm. Sawut basah ditampung dalam bak pelastik atau wadah lain yang tidak
korosif,
3. Perendeman
dalam larutan Sodium Bisulfit
Perendaman sawut basah dengan larutan Sodium
Bisulfit (0,3%) selama 1 jam bertujuan untuk menghilangkan
kotoran dan getah yang masih melekat pada sawut ubi jalar, tahap ini penting
agar menghasilkan tepung ubi jalar yang putih. Bila Sodium bisulfit tidak
tersedia dapat digantikan dengan larutan garam dapur.
4. Pengepresan
Perendeman dengan larutan Sodium Bisulfit 0,3 %
menyebabkan sawut ubi jalar akan basah, sehingga untuk menghilangkan air dan
larutan tersebut dilakukan pengepresan yang akan mempercepat waktu pengeringan
sawut ubi jalar.
5. Peremahan
Hasil pengepresan sawut biasanya bergumpal,
agar cepat kering, gumpulan tersebut harus diremahkan dengan memakai
tangan secara pelan-pelan dan merata.
6. Pengeringan
Sawut ubi jalar yang sudah dipres memerlukan waktu
pengeringan (penjemuran) selama 10 – 16 jam, sedangkan sawut tanpa pres harus
dijemur selam 30 – 40 jam. Sawut yang sudah dipres harus segera dijemur,
apabila cuaca buruk dapat digunakan alat pengering. Pengeringan sawut sampai mencapai
kadar air 12 – 14 %, bila kadar air masih tinggi dapat mengakibatkan
sawut/tepung ubi jalar tidak tahan disimpan dan menurun kualitasnya. Penjemuran
dilakukan diatas rak, menggunakan alas dari bahan yang tidak korosif
7. Penyimpanan
Sawut yang telah kering dapat disimpan atau langsung
ditepungkan. Penyimpanan dalam bentuk sawut maupun dalam bentuk tepung harus
kedap udara supaya tidak terserang hama gudang.
8. Penepungan
Penggilingan sawut kering menjadi tepung ubi jalar
dapat menggunakan mesin penepung beras yang banyak beredar dipasaran. Agar
efesien, penepungan dilakukan dua tahap, yaitu :
a) penghancuran sawut untuk menghasilkan butiran
kecil (lolos 20 mesh),
b) penggilingan/penepungan dengan saringan lebih
halus (80 mesh)
9. Pengemasan
Sawut kering atau tepung dikemas dalam dengan
kantong plastic tebal kedap udara, lalu dimasukan dalam karung plastik. Gudang
atau ruang penyimpanan harus bersih, kering, dan diberi alas kayu agar karung
tidak bersentuhan dengan lantai.
3.Meningkatkan nilai ekonomis
Tepung ubi jalar juga dapat ditingkatkan kadar
proteinnya, dengan cara dicampur dengan tepung kacang-kacangan (tepung
komposit). Pengembangan agroindustri Ubi Jalar cukup prospektif ditinjau dari
ketersediaan bahan baku, teknologi pengolahan, dan potensi pasar.
Aplikasinya di lapangan, dapat dilakukan dengan
sistem kemitraan antara industri skala kecil/menengah (UKM) dengan industri
besar, dan melibatkan semua stake holder, mulai dari petani sampai pengolah
“Sosialisasi dan promosi, diperlukan untuk
memasyarakatkan produk olahan ubi jalar kepada konsumen. Sementara untuk memacu
adopsi teknologi pengolahan ubi jalar di kalangan pengolah, diperlukan
penyuluhan dan pelatihan pengembangan agroindustri, agar mendapatkan
bahan baku dan produk olahan, yang terjamin mutunya dan dapat
bersaing di pasaran”.
B. HIPOTESIS
Ubi jalar memiliki masa simpan yang tidak cukup lama. akibatnya
apabila produksi ubi jalar di suatu daerah melimpah atau terjadi panen
raya maka dapat diperkirakan bahwa akan banyak ubi jalar yang terbuang karena tidak
terserap oleh pasar dan harjga jualnya akan sangat rendah.Untuk dapat di terima
oleh pasaran dan mendapatkan harga yang lebih tinggi,kita dapat mrngolahnya
menjadi berbagai macam makanan .
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ubi
jalar memiliki berbagai manfaat seperti kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu
562 g kalium, 107 mg kalsium, 2,8 protein, kalori 53,00 kal, 5,565 SI vitamin A
dan 32 mg vitamin C dalam tiap 100 gram. Seusai dimasak kandungan gizi
berkurang yaitu menjadi 2,6 mg kalsium, 94 mg kalium, 3.345 SI vitamin A dan 5
mg vitamin C dalam tiap 100 gram.. Ubi jalar dapat diolah menjadi berbagai
macam produk antara seperti dibuat tepung, permen, kripik, chips, snack, dan
gula fruktosa. Ubi jalar dapat pula dipergunakan sebagai
bahan baku makanan olahan seperti mie dan roti. Ubi jalar juga dapat
dikemas dalam bentuk pasta yang dipergunakan sebagai
bahan baku industri makanan dan minuman.Sehingga ubi jalar apabila di
olah menjadi olahan produk yang berkualitas dan mampu bersaing di pasaran .Ubi
jalar sangatlah bernilai ekonomi yang tinggi.
B. Saran
a. Meningkatkan pengetahuan anggota
kelompok mengenai produk tepung ubi
jalar yang dihasilkan dengan melakukan berbagai percobaan.
b.
Mempelajari dan menerapkan teknologi yang optimal sejak prapanen hingga
pasca panen untuk meningkatkan produktivitas tepung ubi jalar.
c.
Pemerintah perlu mendorong upaya kelompok untuk mempromosikan dan
mensosialisasikan
tepung ubi jalar melalui rumah sakit, para ahli gizi, industri
makanan,
serta mengadakan kampanye makanan sehat berbahan baku tepung
ubi
jalar.
.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Pasar agro.
2007, prospek dan potensi ubi jalar. http://budidayafurniture.blogspot.com/2007/09/ubi-jalar.html,16 September 2007