Jumat, 21 Desember 2012

Pasca Panen


AGRIBISNIS HOLTIKULTURA
PERMASALAHAN YANG DI HADAPI AGRIBISNIS HOLTIKURTURA
PENGOLAHAN HASIL PASCA PANEN UBI JALAR MENJADI TEPUNG




DISUSUN OLEH :
HERU SETYAWAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2012

KATA PENGANTAR


Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga saya kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ PENGOLAHAN HASIL PASCA PANEN UBI JALAR MENJADI TEPUNG“ atau yang lebih khususnya membahas tentang pengolahan ubi jalar menjadi tepung . Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang bagai olohan ubi jalar dapat bernilai ekonomi tinggi.
 Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki masih sangat kurang. Oleh kerena itu harapkan kepada dosen pembimbing dan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


Yogyakarta, 10 Desember, 2012

                               
                                Heru setyawan






DAFTAR ISI






 

 


 

BAB I

PENDAHULUAN



A.Latar Belakang

Ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lamb.) Merupakan sumber karbohidrat yang dapat dipanen pada umur 3 – 8 bulan. Selain karbohidrat, ubijalar juga mengandung vitamin A,C dan mineral serta antosianin yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Disamping itu, ubi jalar tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan,ubi jalar juga dapat di olah menjadi berbagai macam olahan .Pola konsumsi menyebabkan upaya mendorong pengembangan pangan tradisional cukup sulit. Salah satu cara yang harus dilakukan adalah melakukan variasi produk atas makanan tradisional, meningkatkan pemanfaatan produk olahan atau menjadi suplemen pada produk lainnya. Minimnya informasi petani tersebut menyebabkan potensi bisnis dan peningkatan produktivitas atas produk makanan tradisional hanya dilirik kalangan terbatas. 

B. Permasalahan

Ubi jalar ialah produk hasil pertanian yang masa penyimpananya tidak tahan dalam jangka waktu yang cukup lama (mudah rusak ). Maka dari itu perlu di lakukan penanganan pasca panen yaitu dengan cara pembuatan tepung.

C. Tujuan

Untuk mengetahui pembuatan tepung dari ubi jalar.

 

BAB II

PEMBAHASAN


A. Tinjauan Pustaka

1.Bagai mana pasca panen ubi jalar
Tanaman ubi jalar dapat dipanen bila ubi-ubinya sudah tua. Kriteria ubi jalar matang fisiologis, antara lain, ialah bila kandungan tepungnya sudah maksimum ditandai dengan kadar serat yang rendah dan bila direbus rasanya enak serta tidak berair.Penentuan waktu panen didasarkan atas umur tanaman. Jenis atau varietas ubi jalar berumur pendek dipanen pada umur 3-3,5 bln, sedangkan varietas berumur panjang sewaktu berumur 4,5-5 bln
Tata cara panen ubi jalar melalui tahap-tahap sebagai berikut :
·         Tentukan pertanaman ubi jalar yang telah siap dipanen.
·         Potong batang ubi jalar dengan menggunakan parang atau sabit, kemudian batang-batangnya disingkirkan keluar petakan sambil dikumpulkan.
·         Galilah guludan dengan cangkul hingga terkuak ubi-ubinya.
·         Ambil dan kumpulkan ubi jalar di suatu tempat pengumpulan hasil.
·         Bersihkan ubi dari tanah atau kotoran dan akar yang masih menempel.
·         Lakukan seleksi dan sortasi ubi berdasarkan ukuran besar dan kecil ubi secarah terpisah dan warna kulit ubi yang seragam.
·         Masukkan ubi kedalam wadah atau karung goni, lalu angkat ketempat penampungan hasil.Penanganan pascapanen ubi jalar biasanya ditujukan untuk mempertahankan daya simpan. Penyimpanan ubi jalar yang paling baik dilakukan dalam pasir atau abu.

Tata cara penyimpanan ubi jalar dalam pasir atau abu adalah sebagai berikut :
·         Angin-anginkan ubi yang baru dipanen di tempat yang berlantai kering selama 2-3 hari.
·         Siapkan tempat penyimpanan berupa ruangan khusus atau gudang yang kering, sejuk, dan peredaran udaranya baik.
·         Tumpukkan ubi di lantai gudang, kemudian timbun dengan pasir kering atau abu setebal 20cm-30cm hingga permukaan ubi tertutup.


2.Bagai mana cara pembuatan tepung dari ubi jalar

Tahapan  proses pembuatan tepung jalar  sebagai berikut:
1. Bahan baku,
Sebagai bahan baku pembuatan tepung Ubi jalar adal ubi jalar segar yang bebas dari hama dan penyakit.
2.  Pegupasan dan Penyawutan
Ubi jalar dikupas kemudian dirajang tipis-tipis atau disawut. Penyawutan dilakukan dengan alat penyawut /perajang yang digerakan secara manual atau tenaga motor. Sawut yang dihasilkan berupa irisan-irisan ubi jalar dengan lebar 0,2 – 0,4 cm, panjang 1 – 3 cm, dan tebal 0,1 – 0,4 cm.  Sawut basah ditampung dalam bak pelastik atau wadah lain yang tidak korosif,
3.  Perendeman dalam larutan Sodium Bisulfit
Perendaman sawut basah dengan larutan Sodium Bisulfit (0,3%)   selama 1 jam  bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan getah yang masih melekat pada sawut ubi jalar, tahap ini penting agar menghasilkan tepung ubi jalar yang putih. Bila Sodium bisulfit tidak tersedia dapat digantikan dengan larutan garam dapur.

4.  Pengepresan
Perendeman dengan larutan Sodium Bisulfit 0,3 % menyebabkan sawut ubi jalar akan basah, sehingga untuk menghilangkan air dan larutan tersebut dilakukan pengepresan yang akan mempercepat waktu pengeringan sawut ubi jalar.
5.  Peremahan
Hasil pengepresan sawut biasanya bergumpal,  agar cepat kering,  gumpulan tersebut harus diremahkan dengan memakai tangan secara pelan-pelan dan merata.
6.  Pengeringan
Sawut ubi jalar yang sudah dipres memerlukan waktu pengeringan (penjemuran) selama 10 – 16 jam, sedangkan sawut tanpa pres harus dijemur selam 30 – 40 jam. Sawut yang sudah dipres harus segera dijemur, apabila cuaca buruk dapat digunakan alat pengering. Pengeringan sawut sampai mencapai kadar air 12 – 14 %, bila kadar air masih tinggi dapat  mengakibatkan sawut/tepung ubi jalar tidak tahan disimpan dan menurun kualitasnya. Penjemuran dilakukan diatas rak, menggunakan alas dari bahan yang tidak korosif
7. Penyimpanan
Sawut yang telah kering dapat disimpan atau langsung ditepungkan. Penyimpanan dalam bentuk sawut maupun dalam bentuk tepung harus kedap udara supaya tidak terserang hama gudang.
8. Penepungan
Penggilingan sawut kering menjadi tepung ubi jalar dapat menggunakan mesin penepung beras yang banyak beredar dipasaran. Agar efesien, penepungan dilakukan dua tahap, yaitu :
a) penghancuran sawut untuk menghasilkan butiran kecil (lolos 20 mesh),
b) penggilingan/penepungan dengan saringan lebih halus (80 mesh)
9. Pengemasan
Sawut kering atau tepung dikemas dalam dengan kantong plastic tebal kedap udara, lalu dimasukan dalam karung plastik. Gudang atau ruang penyimpanan harus bersih, kering, dan diberi alas kayu agar karung tidak bersentuhan dengan lantai.

3.Meningkatkan nilai ekonomis
Tepung ubi jalar juga dapat ditingkatkan kadar proteinnya, dengan cara dicampur dengan tepung kacang-kacangan (tepung komposit). Pengembangan agroindustri Ubi Jalar cukup prospektif ditinjau dari ketersediaan bahan baku, teknologi pengolahan, dan potensi pasar.
Aplikasinya di lapangan, dapat dilakukan dengan sistem kemitraan antara industri skala kecil/menengah (UKM) dengan industri besar, dan melibatkan semua stake holder, mulai dari petani sampai pengolah
“Sosialisasi dan promosi, diperlukan untuk memasyarakatkan produk olahan ubi jalar kepada konsumen. Sementara untuk memacu adopsi teknologi pengolahan ubi jalar di kalangan pengolah, diperlukan penyuluhan dan pelatihan pengembangan agroindustri, agar mendapatkan bahan baku dan produk olahan, yang terjamin mutunya dan dapat bersaing di pasaran”.


B. HIPOTESIS

Ubi jalar memiliki masa simpan yang tidak cukup lama. akibatnya apabila produksi ubi jalar di suatu daerah melimpah atau terjadi panen raya maka dapat diperkirakan bahwa akan banyak  ubi jalar yang terbuang karena tidak terserap oleh pasar dan harjga jualnya akan sangat rendah.Untuk dapat di terima oleh pasaran dan mendapatkan harga yang lebih tinggi,kita dapat mrngolahnya menjadi berbagai macam makanan .

                                                    

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Ubi jalar memiliki berbagai manfaat seperti kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu 562 g kalium, 107 mg kalsium, 2,8 protein, kalori 53,00 kal, 5,565 SI vitamin A dan 32 mg vitamin C dalam tiap 100 gram. Seusai dimasak kandungan gizi berkurang yaitu menjadi 2,6 mg kalsium, 94 mg kalium, 3.345 SI vitamin A dan 5 mg vitamin C dalam tiap 100 gram.. Ubi jalar dapat diolah menjadi berbagai macam produk antara seperti dibuat tepung, permen, kripik, chips, snack, dan gula fruktosa. Ubi jalar dapat pula dipergunakan sebagai bahan baku makanan olahan seperti mie dan roti. Ubi jalar juga dapat dikemas dalam bentuk pasta yang dipergunakan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman.Sehingga ubi jalar apabila di olah menjadi olahan produk yang berkualitas dan mampu bersaing di pasaran .Ubi jalar sangatlah bernilai ekonomi yang tinggi.



B.     Saran

a.       Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok mengenai produk tepung ubi
      jalar yang dihasilkan dengan melakukan berbagai percobaan. 
b.   Mempelajari dan menerapkan teknologi yang optimal sejak prapanen hingga
      pasca panen untuk meningkatkan produktivitas tepung ubi jalar. 
c.    Pemerintah perlu mendorong upaya kelompok untuk mempromosikan dan
mensosialisasikan tepung ubi jalar melalui rumah sakit, para ahli gizi, industri
makanan, serta mengadakan kampanye makanan sehat berbahan baku tepung
ubi jalar. 
.


















                                                      

DAFTAR PUSTAKA


·         Pasar agro. 2007, prospek dan potensi ubi jalar. http://budidayafurniture.blogspot.com/2007/09/ubi-jalar.html,16 September 2007

·         Wo os. 2012. budidaya ubi jalar.

·         joko.2009.http://ayobertani.wordpress.com/2009/04/16/budidaya-ubi-jalar/.html,April 16, 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar