EKOSISTEM DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
BUDIDAYA
HUTAN INDUSTRI MONOKULTUR
DISUSUN OLEH :
HERU SETYAWAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga saya kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ HUTAN INDUSTRI
MONOKULTUR “ Makalah ini berisikan tentang
informasi “ PENGERTIAN HUTAN INDUSTRI
MONOKULTUR “ atau yang lebih khususnya membahas
tentang dampak-dampak yang di sebabakan
hutan industri monokultur .
Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang dampak yang
diakibatkan oleh budidaya hutan industri
monokultur.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang saya miliki masih sangat kurang. Oleh kerena itu harapkan
kepada dosen pembimbing dan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Yogyakarta, 13
November,
2012
Heru setyawan
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR………………………………………………………..I
DAFTARISI…………………………………………………….……………I
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………....…………..4
1.1 Latarbelakang……….……………………………………………….……................4
1.2 Rumusanmasalah……...……………………………………………….…………….4
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………….………4
2.1 Apa hutan industri
monokultur…………………………………………………………..5
2.2 Apa hutan
monokultur……………………………………………………………………6
2.3 Dampak hutan industri
monokultur………………………………………………………7
2.4 Contoh hutan
monokultur………………………………………………………………...8
BAB III
KESIMPULAN……………………………………………………………….11
DAFTARPUSTAKA……………….………………………………………..12
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Pertanian merupakan kegiatan pemanfaatan
sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, baku
industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Pada
saat ini, kita sering mendengar teknik bertanam dengan sistem monokultur atau
penanaman tunggal dan dengan sistem tumpang sari atau menanam dua jenis tanaman
atau lebih pada satu lahan dan waktu yang sama. Sistem monokultur ataupun
tumpangsari memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing baik dari sisi
internal maupun eksternal.
Monokultur merupakan salah satu cara
budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal.
Cara budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke-20 di dunia serta
menjadi ciri pertanian intensif dan pertanian industri. Istilah monokultur
sekarang juga digunakan oleh bidang-bidang lainnya, seperti peternakan, ilmu
komputer, dan lain-lain.
2. Rumusan
Masalah
2.1. Apa itu hutan industri monokultur?
2.2. Apa itu
hutan monokultur?
2.3. Bagaimana dampak hutan tanaman
industri monokultur ?
2.4. Apa contoh hutan tanaman industri monokultur?
BAB II
PEMBAHASAN
A. HUTAN TANAM INDUSTRI
Hutan tanaman industri (juga umum disingkat HTI) adalah sebidang luas daerah yang
sengaja ditanami dengan tanaman industri (terutama kayu) dengan tipe sejenis dengan tujuan menjadi sebuah hutan yang secara khusus dapat dieksploitasi tanpa membebani hutan
alami.Tujuan
pembangunan HTI adalah Menyediakan bahan baku industri perkayuan secara mantap
dalam jumlah dan mutu dari hutan tanaman disamping bahan baku yang berasal dari
hutan alam. Meningkatkan nilai tambah dari hutan dan meningkatkan penerimaan
negara Meningkatkan peranan Indonesia sebagai
penghasil dan pengekspor kayu tropis utama di dunia.Mendorong pertumbuhan
pembangunan daerah sesuai dengan kondisi dan potensi masing-masing dalam rangka
pembangunan nasional dan pembangunan wilayah. Memperluas kesempatan
usaha dan kesempatan kerja bagi semua golongan masyarakat. Mempercepat alih
teknologi ke tangan bangsa Indonesia. Meningkatkan peranan energi alternatif,
khususnya yang berasal dari biomassa dalam penyediaan energi nasional, baik
untuk keperluan industri maupun rumah tangga. Turut mengendalikan dan
mengamankan keserasian lingkungan hidup.Monokultur
adalah praktek menanam tanaman tunggal, atau tanaman secara genetik serupa, di
wilayah yang luas. Keuntungan bagi petani adalah bahwa tanaman dapat berkembang
dalam kondisi disesuaikan dengan keberhasilan dan tanpa persaingan dari spesies
lain. Namun, praktek ini juga akan mengurangi keanekaragaman hayati di kawasan
itu dengan membatasi jumlah spesies lain yang merupakan habitat yang
cocok.
B. HUTAN MONOKULTUR
Monokultur adalah praktek menanam tanaman tunggal,
atau tanaman secara genetik serupa, di wilayah yang luas. Keuntungan bagi
petani adalah bahwa tanaman dapat berkembang dalam kondisi disesuaikan dengan
keberhasilan dan tanpa persaingan dari spesies lain. Namun, praktek ini juga
akan mengurangi keanekaragaman hayati di kawasan itu dengan membatasi jumlah
spesies lain yang merupakan habitat yang cocok.Tanaman monokultur yang berasal dari
luar, dapat membahayakan biodiversitas di Indonesia seperti halnya tanaman
kelapa sawit. Sebab, kata dia tanaman monokultur seperti kelapa sawit sangat
banyak membutuhkan pestisida yang akan membahayakan linkungan di sekitarnya. Secara sederhana, konsep hutan
monokultur dimulai dengan fase penanaman jenis yang sama dan benilai ekonomis
tinggi, perlakuan tegakan sepanjang daur seperti pemeliharaan dan penjarangan,
dan tebang habis pada umur daur optimal dan kemudian menanami lagi dengan jenis
yang sama. Secara ekologis, hutan monokultur sangat
rentan terhadap penyebaran hama dan penyakit sehingga sangat berbahaya bagi
keberlangsungan ekosistem hutan itu sendiri. Namun karena keyakinan
masyarakat pada masa itu, pandangan ekonomi jauh lebih mudah diterima
masyarakat.
C.
KELEMAHAN HUTAN
INDUSTRI MONOKULTUR DAN HUTAN MONOKULTUR
Hutan indusrti monokultur dan hutan monokultur
mempunyai kelemahan yaitu seperti mudah terserang oleh penyakit. Salah satu aspek yang
menentukan keberhasilan tanaman HTI adalah adanya atau dilaksanakannya
Pengendalian Hama Penyakit secara Terpadu ( Integreted Pest Management-
IPM). Mengapa dikatakan Terpadu? Karena memang pengendalian Hama penyakit harus
dilaksanakan secara menyeluruh mulai dari pengendalian ekosistem,
pengendalian silviculture , pencegahan dan pemberantasan saat diperlukan.Penyakit yang akan menyerang hutan tanam industri
monokultur,dan hama penyakit hutan industri monokultur akan sangat sulit untuk dilakukan
bahkan kadang tidak terkendali. Karena hutan industri monokultur
dapat terserang oleh hama apabila salah satu pohon terserang oleh hama atau
penyakit maka akan cepat menular ke pohon lain .Oleh sebab itu diperlukan kegiatan
pemeriksaan rutin terhadap tanaman untuk tidak terjadi kematian terhadap
oleh tanaman tersebut. Hama yang meyerang hutan industri monokultur dapat
terjadi karena penyebab penyakit adalah faktor
lingkungan fisik atau kimia maka biasanya penyakit menjadi makin berat dengan
pertambahan waktu, sedang kecepatan perkembangan tersebut beragam menurut jenis pohon, jenis faktor
penyebab penyakit serta seberapa jauh penyimpangan kondisi faktor penyebab
tersebut dari kondisi yang cukup baik untuk perkembangan pohon yang
bersangkutan. Makin besar penyimpangan jenis pohon tertentu, makin cepatlah dan
mungkin makin beratlah penyakit yang ditimbulkannya.Ada beberapa contoh penyakit yang dapat menyerang
hutan industri monokultur yaitu:
1.
Jamur embun hitam (black mildew)
Penyebab
dari penyakit ini adalah fungi dari
marga Meliolales, , jenis.Meliola. Jenis Meliola
biasanya tumbuh pada permukaan daun dan batang, berwarna hitam,
menyebar, membentuk koloni seperti beludru dengan diameter 1 cm. Pada umumnya
serangan berat disebabkan oleh jamur. Kadang-kadang menyerang batang dan
ranting muda. Informasi mengenai akibat dari penyakit jamur embun hitam ini
pada pertumbuhan Eucalyptus spp. masih
sangat sedikit.
2.
Jamur hitam (Shoot blight)
Penyakit
jamur hitam disebabkan oleh
Cryptosporiopsis eucalypti. Gejala penyakit ini berkembang di sekitar
daun dan batang Eucalyptus spp.,
biasanya tersebar secara menyeluruh, lembut dan berwarna coklat, luka nekrotik
yang menjalar dan dikenal sebagai gejala jamur hitam, bentuknya bundar dengan diameter 1-2 cm. Luka
yang berat ditunjukkan dengan warna coklat tua atau abu-abu diseluruh permukaan
daun, atau luka seperti gabus dan nekrosis pada jaringan epidermis. Pucuk atau
tunas muda yang diserang menjadi layu
dan berwarna hitam. Akibat dari penyakit
menyebabkan luka semakin menyebar, khususnya pada tanaman muda dan membuat
serangan lebih hebat.
D. DAMPAK
HUTAN INDUSTRI MONOKULTUR DAN HUTAN
MONOKULTUR
Hutan merupakan bentuk lahan asli
yang banyank dijumpai di muka bumi.Pada mulanya hutan berfungsi sebagai sumber
bahan makanan dan sekaligus tempat untuk berlindung maupun berteduh. Tetapi
sejak manusia mulai membudidayakan binatang dan tumbuh-tumbuhan untuk
memperoleh jaminan sumber makanan, hubungannya dengan hutan secara
berangsur-angsur menjadi semakin berkurang. Bagi masyarakat modern hutan bukan
lagi tempat yang sehari-hari dihuni atau dilihat. Akibat pemanfaatan hutan
untuk memenuhi berbagai macam kepentingan manusia, banyak hutan alam atau
virgin forest yang di konversi menjadi hutan
tanaman atau platation atau man made forest. Di pandang dari segi manfaat ekonomi
hutan tanaman memang lebih menguntungkan di bandingkan dengan hutan alam. Hal
itu akan berlaku sebaliknya bila pandangan di lihat dari sudut perlindungan
perlingkungan
Pola tanam monokultur, memiliki
pertumbuhan dan hasil yang lebih besar dari pada pola tanam yang lainnya. Hal
ini di sebabakan karena,tidak adanya persaingan antar tanaman dalam
memperebtkan unsur hara maupun sinar matahari, akan tetapi pola tanam lainnya
lebih efisien. Kelebihan sistem ini yaitu teknis budidayanya relatif mudah
karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara satu jenis. Namun disisi
lain kelemahan sistem ini adalah tanaman relatif mudah terserang hama ataupun
penyakit. Hal ini karena, hutan tanaman yang hanya terdiri dari satu jenis spesies
yang dibudidayakan atau monokultur, semua pohon yang ada di dalamnya relatif
memiliki sifat yang sama. Dengan demikian, apabila salah satu pohon diserang
hama atau penyakit, maka akan dengan cepat menular atau menyebar ke pohon yang
lainnya. Selain itu, hutan monokultur merupakan sumber pakan yang tersedia
melimpah dan dalam wilayah yang luas. Hama akan berkembang begitu cepat dan
akan menyebabkan kerusaakan hutan yang begitu cepat pula. Penanaman monokultur
menyebabkan terbentuknya lingkungan pertanian yang tidak mantap atau tidak
alami. Buktinya, tanah pertanian harus diolah, dipupuk, dan disemprot dengan
insektisida. Jika tidak, tanaman pertanian mudah terserang hama, maka dalam
waktu cepat hama itu akan menyerang wilayah yang luas. Petani tidak panen
karena tanamannya terserang hama. Menurut Marsono (2000a), dengan penekanan
hutan produksi yang berfungsi ekonomis yang setinggi-tingginya maka telah
terjadi bahwa hutan tanaman dianggap kurang atau tidak memperhatikan aspek
konservasi, sehingga muncul isu-isu penting sebagai berikut :
· Simplifikasi ekosistem hutan secara
berlebihan sehingga struktur hutan yang terbentuk selalu monokultur. Struktur
hutan ini memutuskan sama sekali kaidah ekosistem hutan sehingga atribut
fungsional ekosistem tidak operasional.
· Stabilitas hutan menjadi rendah.
· Banyak lahan hutan yang mengalami
kemunduran.
Upaya pengendalian atau
pemberantasan hama pada hutan tanaman yang monokultur akan sangat sulit untuk
dilakukan bahkan kadang tidak terkendali. Oleh sebab itu diperlukan kegiatan
pemeriksaan rutin terhadap tanaman untuk mengantisipasi serangan hama dan
perkembangan penyakit. Para petani yang statusnya adalah produsen bibit, harus
mulai dihimbau dan diberikan pengetahuan untuk melakukan pembibitan jenis
tanaman yang bervariasi.
E. CONTOH
HUTAN INDUSTRI MONOKULTUR
a. Sawit
Kelapa
sawit merupakan salah satu alternatif bagi masyarakat dunia dalam menghadapi
peningkatan harga minyak bumi dunia yang tidak menentu dan cenderung mengalami
peningkatan yang signifikan khususnya di Indonesia. Kondisi ini dipertajam
dengan keterbatasan sumber bahan baku minyak bumi, sehingga Indonesia mengalami
perubahan status dari eksportir menjadi importir minyak bumi lebih cepat dari
estimasi sebelumnya. Contohnya adalah di daerah Pelaihari-Kalimantan Selatan
poemerintah sudah mencanangkan kepada masyarakat dapat memanfaatkan perkebunan
kelapa sawit sebagai investasi yang dapat menambah income daerah. Disamping
keuntungan dan manfaatnya perkebunan kelapa sawit sebagai investasi, juga
terdapat dampak negatif, baik pada masyarakat sekitarnya maupun terhadap
keaneka ragaman hayati. Di beberapa daerah tertentu di Pelaihari khususnya pada
daerah yang memiliki dataran rendah pada musim penghujan sering mengalami
banjir, sehingga menyebabkan beberapa hewan mati karenanya. Hal ini disebabkan
karena daerah resapan yang berkurang akibat adanya kegiatan alih fungsi lahan
yang awalnya merupakan daerah hutan heterogen menjadi lahan perkebunan kelapa
sawit. Selain itu, adanya kegiatan perkebunan kelapa sawit di Pelaihari
berdampak buruk pada hewan-hewan dan beberapa jenis tumbuhan yang ada di daerah
perkebunan tersebut yang merupakan tempat hidup atau habitat mereka, dan tidak
bisa disangkal lagi akan terjadinya kepunahan pada hewan-hewan dan beberapa
jenis tumbuhan tersebut, kepunahan tersebut bisa diakibatkan karena matinya
hewan dan tumbuhan karena berubahnya keadaan daerah tersebut, baik secara
biologis, kimia, maupun secara fisik. Secara biologis, perubahannya ditandai
dengan hilangnya simbiosis-simbiosis yang berlangsung baik antara sesama jenis
organisme maupun organisme yang berbeda yang merupakan bagian keseimbangan
hidup bagi keaneka ragaman hayati di daerah tersebut. Secara kimia, ditandai
dengan adanya perubahan sifat-sifat kimia tanah yang terjadi dikarenakan adanya
zat-zat kimia seperti pestisida dan lain-lain. Secara fisik, terjadi perubahan
karena sifat fisik tanah yang berubah dan tidak sesuai dengan beberapa jenis
tumbuhan yang merupakab habitat asli tanaman di daerah tersebut. Selain
kepunahan yang terjadi akibat matinya beberapa jenis organisme, kepunahan juga
bisa terjadi akibat migrasinya beberapa jenis hewan ke daerah atau ke negara
lain, sehingga hewan ataupun tumbuhan endemis yang terdapat pada daerah
tersebut menjadi berkurang dan bisa saja musnah sama sekali akibat adanya
kegiatan perkebunan kelapa sawit .
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa keberadaan budidaya hutan tanaman
industri monokultur merupakan salah satu penyebab ketidakseimbangan pada suatu
ekosistem, selain itu rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Dan dampak
lain yang dialami oleh hutan tanaman dengan sistem monokultur yaitu hilangnya
keanekaragaman hayati, meningkatnya bencana ekologis, hancurnya ketahanan
pangan, penurunan produktivitas dan penurunan ekosistem.
DAFTAR PUSTAKA
Djamal,
zoer’aini irwan. 2010. Prinsip-prinsip
Ekologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Rahayu,
sami. 2000. Hutan Jati dan Kemakmuran. Yogyakarta:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar